BATU akik yang sekarang
menjadi tren memang banyaknya menginspirasi banyak orang banting stir menggeluti
usaha batu mulya tersebut. Namun jauh sebelumnya, batu akik ternyata sudah
menginspirasi Developer Perumahan Permata Serang untuk menamai seluruh jalan di
kompleks tersebut dari nama-nama batu akik.
Kompleks Permata Serang
terletak di Lingkungan Warung Pojok, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang/Kota Serang. Kompleks tersebut cukup mudah diakses
karena dapat ditempuh hanya dengan waktu lima menit dari jantung Kota Serang.
Patokannya pun cukup
mudah, sebab berada persis
di samping salah satu toko sop duren ternama di Kota Serang. Sampai di sana pemandangan
pertama yang dilihat adalah
pemandangan seperti perumahan pada umumnya. Rumah berdempetan dengan jalan
aspal sebagai pemisah antar bloknya.
Namun jika diperhatikan
lebih detail, ada hal yang cukup
unik seperti yang terlihat di plang nama jalan kompleks tersebut. Di situ tertulis Jalan Kalimaya, Giok, Biduri Bulan, Merah Delima, Jamrud,
Intan, Berlian, dan Jalan Mutiara. Ya,
itu adalah nama-nama jenis batu akik. Setiap jalan di sana tak lepas dari nama batu akik.
Secara geografis nama
jalan itu digunakan untuk memetakan beberapa blok. Jalan Giok misalnya, di
jalan itu adalah mereka yang tinggi blok B, C, D, dan E. Jalan Biduri Bulan
untuk blok K, L, U, V, dan W. Jalan Berlian I untuk blok K dan J. Jalan Berlian
II untuk blok J dan I.
Selanjutnya Jalan
Kalimaya untuk blok L, M, T, dan U. Jalan Intan untuk blok M, N, S, dan T.
Jalan Merah Delima untuk blok N, O, R, dan S. Jalan Mutiara I untuk blok O, P,
Q, dan R. Mutiara II untk blok P, Q, dan X. Terakhir yaitu Jalan Jamrud untuk
blok E, F, G, dan H.
Penasaran dengan hal
itu saya pun berkesempatan berbincang dengan Ketua RT 02 di komplek tersebut, Ahmad Rofik. Setelah perkenalan dan perbincangan pembuka,
Rofik pun menjelaskan jika nama-nama jalan tersebut sudah disematkan sejak awal komplek itu berdiri.
Sebelum dibangun, lahan Kompleks Perumahan Permata dulunya
adalah sebuah bukit yang dipercaya menyimpan banyak batu akik. Hal itu menjadi
cikal bakal nama permata di kompleks tersebut ketika mulai di bangun pada 1989.
“Dulunya memang di sini
katanya ada batu akiknya. Jadi ketika dibangun developer terinspirasi menamai
perumahan dengan nama jenis batu yaitu permata. Saya tahu itu karena sejak awal
di bangun saya sudah di sini,” ujarnya.
Batu nampaknya terus
menginspirasi developer, nama-nama batu pun ditularkan untuk memberi nama jalan
di perumahan. “Teman-teman batu mulia selain permata ditetapkan jadi nama jalan. Bisa dilihat kan plang namanya itu nama batu akik,
ada Kalimaya, Merah Delima, Giok dan lainnya,” katanya.
Meski ada nama-nama
batu akik namun hal itu tidak secara otomatis menjadikan penduduknya menggandrungi batu. Tetapi dengan melejitnya batu akik
akhir-akhir ini, telah mendorong para penghuni untuk menjadikan sebuah ciri
khas sesuai dengan nama jalan tempat tinggalnya.
“Jadi yang tinggal di
Jalan Kalimaya ada yang berburu Kalimaya karena sesuai dengan jalan di tempat tinggalnya, begitu pun yang lainnya. Kalau saya kebetulan tidak hobi batu, jadi tidak pakai,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, nama-nama jalan
tersebut akan tetap dipakai meski dikemudian hari batu akik tidak lagi menjadi tren. “Nama tetap akan
dipertahankan karena dari awal juga pemberian nama tidak ikutan latah seperti
tren batu akik sekarang. Dari setiap pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat di sini pun demikian,
justru kami yang sempat merasa ingin tertawa nama jalan di sini sama dengan
nama jenis batu mulia yang
digandrungi,” tuturnya.
Sesaat setelah itu, suara klakson terdengar cukup nyaring yang ternyata itu rekan saya. Kedatangan dia pun menjadi akhir perbincangan saya dengan Rofik.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar