Minggu, 08 Maret 2015

Antara Medsos, Photogenic, dan Jodoh

Siang itu tumben banget temen cewek gue yang lumayan cantik minta ketemuan. Karena gue tipe yang suka bengong kalau disuruh nentuin tempat ketemuan, akhirnya temen cewek gue yang nentuin tempat. Waktu pun ditentuin sore-sore di salah satu rumah makan ternama di Kota Serang, Banten.

Jujur gue orangnya kadang suka telat dan sore itu pun demikian. Setelah memacu kencang motor kreditan, gue pun sampe ditempat ketemuan. Dugaan gue pun tepat, dia udah nunggu gue.

Dengan rasa bersalah kata pertama yang keluar saat gue nyapa adalah maaf gue telat. Tapi gue malah kaget karena bukannya dimaafin, temen cewek gue malah nangis dan rasa bersalah gue pun makin dalam. Apa karena dia takut liat muka gue yang kini ditumbuhi jengot lebat yang mirip hewan qurban.  Atau mungkin dia merasa kasian ke gue karena kreditan motor belum lunas (maklum dia kemana-mana naik mobil bro).

Duduk ! dia nyuruh gue duduk.

Ternyata setelah gue temuin mukanya gak sebagus di facebook, tambah dia.

Dan gue mulai paham maksud dia ngajak gue ketemuan, dia pengan curhat soal kekecewaanya atas kencan buta dia sama temen yang dikenal lewak medsos itu. Gue pun nanya maksudnya mukanya gak sebagus di facebook itu, mukanya gak sebagus foto profilnya?

Bukan gitu, tapi gue gak nyangka aja ternyata mukanya gak sebagus kata-katanya di facebook. Jadi kalau baca kata-katanya itu kesannya dia keren abis gitu, Dewa. Kadang dia pake bahasa Inggris yang kadang gue juga harus buka kamus untuk tau artinya.

Foto profilnya juga kaya keren banget apalagi ditambah ma kata-kata ciamiknya.

Dari tulisan-tulisannya yang keliatannya smart, sophisticated, dan penuh bahasa inggris tinggi ini, temen gue ngebayangin pasti di kehidupan nyata, muka orang tersebut juga smart dan keren.

Cara berpakaiannya juga ala-ala anak gunung gitu, sambung dia.

Lah kan gue juga pake jaket n sepatu gunung?

Ya makannya gue gak pernah mau pacaran sama lo.

Gue diem aja.

Akhirnya gue bilang ke temen cewek gue kalau yang dia hadapin adalah seorang photogenic. Mereka akan terlihat keren abis kalau difoto tapi aslinya ancur abis. Di foto mereka selalu mingkem karena pas ketemu aslinya giginya mirip pemain legendaries Brazil.

Di era medsos seperti sekarang secara gak langsung memberikan kesempatan bagi orang-orang photogenic dengan wajah aslinya yang ancur mendapatkan pacar yang lebih elegan. Mereka yang dalam kehidupan nyata kurang mendapat perhatian dan di dengar bisa mendapatkannya di medsos semisal facebook. Dengan kelebihannya yang photogenic mereka tentu bisa sangat mudah menarik perhatian lawan jenis. Tapi karena banyak juga cewek yang gak liat dari muka aja, mereka pun mempertajamnya dengan mengolah kata yang keren-keren sehingga cewek yang masuk ke jerat mereka akan secara otomatis akan membayangkan kalau orang photogenic itu adalah orang yang sempurna.

Setelah cewek bener-bener masuk siasatnya ya itu kembali ke keahlian masing-masing untuk mengeksekusinya.

Tapi yang gue yakinin jodoh itu pada akhirnya yang namanya suka gak ngenal kekurangan masing-masing tapi malah akan berusaha menutupi kekurangan pasangannya. Benar saja, temen cewek gue tadi ternyata jadi naksir beneran ma seorang photogenic itu. Bahkan kini mereka pun kini sudah berencana untuk menikah dipertangah tahun 2015 :-). (RD)

Rabu, 04 Maret 2015

Kita Kembali Ke Zaman Batu, Nama Jalan aja Dari Nama Batu




BATU akik yang sekarang menjadi tren memang banyaknya menginspirasi banyak orang banting stir menggeluti usaha batu mulya tersebut. Namun jauh sebelumnya, batu akik ternyata sudah menginspirasi Developer Perumahan Permata Serang untuk menamai seluruh jalan di kompleks tersebut dari nama-nama batu akik.

Kompleks Permata Serang terletak di Lingkungan Warung Pojok, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang/Kota Serang. Kompleks tersebut cukup mudah diakses karena dapat ditempuh hanya dengan waktu lima menit dari jantung Kota Serang.

Patokannya pun cukup mudah, sebab berada persis di samping salah satu toko sop duren ternama di Kota Serang. Sampai di sana pemandangan pertama yang dilihat adalah pemandangan seperti perumahan pada umumnya. Rumah berdempetan dengan jalan aspal sebagai pemisah antar bloknya.

Namun jika diperhatikan lebih detail, ada hal yang cukup unik seperti yang terlihat di plang nama jalan kompleks tersebut. Di situ tertulis Jalan Kalimaya, Giok, Biduri Bulan, Merah Delima, Jamrud, Intan, Berlian, dan Jalan Mutiara. Ya, itu adalah nama-nama jenis batu akik. Setiap jalan di sana tak lepas dari nama batu akik.

Secara geografis nama jalan itu digunakan untuk memetakan beberapa blok. Jalan Giok misalnya, di jalan itu adalah mereka yang tinggi blok B, C, D, dan E. Jalan Biduri Bulan untuk blok K, L, U, V, dan W. Jalan Berlian I untuk blok K dan J. Jalan Berlian II untuk blok J dan I.

Selanjutnya Jalan Kalimaya untuk blok L, M, T, dan U. Jalan Intan untuk blok M, N, S, dan T. Jalan Merah Delima untuk blok N, O, R, dan S. Jalan Mutiara I untuk blok O, P, Q, dan R. Mutiara II untk blok P, Q, dan X. Terakhir yaitu Jalan Jamrud untuk blok E, F, G, dan H.

Penasaran dengan hal itu saya pun berkesempatan berbincang dengan Ketua RT 02 di komplek tersebut, Ahmad Rofik. Setelah perkenalan dan perbincangan pembuka, Rofik pun menjelaskan jika nama-nama jalan tersebut sudah disematkan sejak awal komplek itu berdiri.

Sebelum dibangun, lahan Kompleks Perumahan Permata dulunya adalah sebuah bukit yang dipercaya menyimpan banyak batu akik. Hal itu menjadi cikal bakal nama permata di kompleks tersebut ketika mulai di bangun pada 1989.

“Dulunya memang di sini katanya ada batu akiknya. Jadi ketika dibangun developer terinspirasi menamai perumahan dengan nama jenis batu yaitu permata. Saya tahu itu karena sejak awal di bangun saya sudah di sini,” ujarnya.

Batu nampaknya terus menginspirasi developer, nama-nama batu pun ditularkan untuk memberi nama jalan di perumahan. “Teman-teman batu mulia selain permata ditetapkan jadi nama jalan. Bisa dilihat kan plang namanya itu nama batu akik, ada Kalimaya, Merah Delima, Giok dan lainnya,” katanya.

Meski ada nama-nama batu akik namun hal itu tidak secara otomatis menjadikan penduduknya menggandrungi batu. Tetapi dengan melejitnya batu akik akhir-akhir ini, telah mendorong para penghuni untuk menjadikan sebuah ciri khas sesuai dengan nama jalan tempat tinggalnya.

“Jadi yang tinggal di Jalan Kalimaya ada yang berburu Kalimaya karena sesuai dengan jalan di tempat tinggalnya, begitu pun yang lainnya. Kalau saya kebetulan tidak hobi batu, jadi tidak pakai,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, nama-nama jalan tersebut akan tetap dipakai meski dikemudian hari batu akik tidak lagi menjadi tren. “Nama tetap akan dipertahankan karena dari awal juga pemberian nama tidak ikutan latah seperti tren batu akik sekarang. Dari setiap pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat di sini pun demikian, justru kami yang sempat merasa ingin tertawa nama jalan di sini sama dengan nama jenis batu mulia yang digandrungi,” tuturnya.

Sesaat setelah itu, suara klakson terdengar cukup nyaring yang ternyata itu rekan saya. Kedatangan dia pun menjadi akhir perbincangan saya dengan Rofik.(*)

Senin, 02 Maret 2015

Ini cara Gue Ngalahin Kyubi



Bagi yang suka sama Naruto pasti tau dong dengan tokoh siluman rubah ekor sembilan yang terkenal juga dengan sebutan Kyubi.









Gue coba perjelas dikit deh, jadi kyubi itu salah satu dari sembilan bijuu atau mahluk dengan kekuatan besar yang ditanam kepada sembilan anak terpilih di desa-desa dalam manga Naruto. Dari sembilan bijuu itu, memang kyubi lah yang paling kuat, bijuu itu ditanam dalam diri Naruto sang tokoh utama. Alih-alih mendapat kekuatan besar, justru masalah muncul karena Kyubi adalah kumpulan dari rasa sedih dan kebencian. Kyubi selalu merasuki Naruto agar dia merasa sedih dan akhirnya membenci semua yang ada didepannya.

Untuk lepas dari jerat Kyubi, Naruto tentu harus melawannya. Satu-satunya cara mematahkan serangan Kyubi adalah dengan mengingat kenangan-kenangan indahnya. Hmmmmmm, kedengarannya cukup mudah kan ?

Sama halnya dengan Naruto, sudah seminggu terakhir ini ternyata Kyubi merasuk ke tubuh gue dan menyebarkan virus kesedihan. Gara-gara itu gue jadi down dan males ngapa-ngapain. Gue yang biasanya begitu ganas di depan martabak, gara-gara Kyubi gue malah memalingkan muka ke martabak. Padahal kata orang martabak itu punya daya tarik yang besar seperti mantan dimana kita-kita bakal lemah di hadapannya (kalau yang satu ini silahkan protes kalau ada yang nggak sependapat).

Gue yang saat ini memegang gelar sebagai pria ganteng stok terakhir pun berontak. Seperti hal nya Naruto yang bisa lepas dariKyubi dengan mengingat kenangan manisnya, gue juga ngelakuin hal yang sama.

Jadi ketika Kyubi menyerang gue keluarin jurusyang gue yakin punya kenangan manis dalam hidup gue.



1. Gue bakal inget-inget ketika masa sekolah.Gue dan empat temen se geng gue selalu maen PS setelah selesai sekolah. Yang jadi juara berhak dapet teraktiran nasi lengko.

2. Dapet beasiswa biaya sekolah satu tahun,waktu gue jadi juara umum. Senengnya pake banget tuh.

3. Pastinya soal nyokap gue yang pernah bilang "anak mamah yang paling besar ini sudah membuat mamah nangis bahagia,"

4. Beli martabak keju di tukang martabak favorit gue.

5. Dapet gaji pertama tapi langsung ludes karena hutang gue buat modal kerja sama gedenya.

6. Pengalaman pertama pergi ke Situs Banten Lama di Kota Serang Banten bareng someone :D.

7. Begadang sampai pagi demi nonton clubkesayangan gue Liverpool maen.

8. Bisa kuliah, padahal waktu itu gue cuma jaditukang becak dan buruh cuci piring. Nasib wong cilik yang pengen berpendidikan tinggi.

9. Teriak-teriak di Stadion Si Jalak HarupatBandung waktu Persib maen. Dan yang membuat teriakan gue makin histeris ketika melihat di tribun bawah ada holigan hijabers yang cantik-cantik.

10. Maen remi ampe tengah malem ma keluarga besar waktu pertama kali gue ke Banten. Disitu paman gue selalu jadi objek penderitaan.

11. Nongkrong di presroom Pemkab Serang bareng temen-temen wartawan lainnya. Ada yang suka selingkuh, ada yang cabul, ada yang teliti banget ma uang, dan ada yang berperan sebagai ibu kost.

Tapi dari semua itu gue jadi sadar, kalau hidup itu kaya sinetron. Dimana setiap episodenya memiliki cerita yang berbeda. Ada adegan sedih dan ada pula adegan bahagia. Yang gue yakinin dari hidup gueadalah gue akan berakhir bahagia seperti episode terakhir dari kebanyakan sinetron yang disiarin di TV. Gue pernah bahagia dan beberapa saat lagi I Will Get My Spirit Back.

Gue memang bukan Naruto dengan segala jurus ninjanya, tapi gue pun bisa mengalahkan Kyubi dari tubuh gue seperti Naruto.      
Dan sekarang gue bahagia, ngekek sendiri ngenang masa lalu :)